Entah dari kapan ku mendengar
adanya kalimat yang mengatakan “Jangan mematahkan tulang rusuk kita, dan jangan
pula otak kita bengkok karena tulang rusuk kita.” Sungguh penuh dengan makna
dari kalimat itu, dan akhirnya itu pun pernah ku alami secara tidak langsung.
Entah darimana memulainya cerita yang satu ini, agak eksentrik dan penuh dengan
konspirasi. Entah bagai mana orang lain menilainya tapi bagiku ini suatu liku
dalam kehidupan yang penuh dengan kenangan. Kisah ini dimulai ketika dalam masa
peralihan, peralihan dari remaja labil menjadi setengah dewasa.
Masa Sma tahun pertama tak banyak
ketertarikan ku untuk dekat dengan seorang wanita, kenapa? Karena tahun pertama
itu tahun neraka bagi siswa baru. Banyak kejadian yang tidak enak yang ku alami,
tapi biarlah biar itu menjadi pengalaman hidup. Banyak yang mengikuti kegiatan
dan eskul aku lebih memilih diam dan santai, sungguh sangat malas sekali harus
beradaptasi di lingkungan yang baru. Mungkin
hanya dua orang teman saja yang ku kenal yaitu Jaja dan Andi. Tapi
ketika Septian masuk sekolah ada yang berubah dalam masa SMA. Dia menanyakan
tentang aku, padahal dulu di SMP aku kurang begitu dikenal. Tapi ketika aku
pindah ke Bogor banyak yang mengenalku padahal aku belum tentu mengenal mereka,
agak aneh bagiku terkenal karena ketiadaannya. Lalu ku diberitahu oleh Septian
bahwa ada teman lama yang menanyakan ku, Rizka namanya teman sebangku di SMP
kalo gak salah. Tapi aku dan Rizka hanya cukup kenal saja karena teman lama,
pertemuan dengan Rizka itu sebagai penutup tahun pertama di SMA. Karena Septian
berhenti sekolah jadinya aku tidak memiliki teman dekat lagi
Tahun kedua begitu rumit karena
harus berhadapan dengan pilihan harus ikut eskul, sampai sampai dipanggil
Wakasek maka mulai lah masuk lagi ke dalam neraka eskul. Masuk eskul maka harus
juga jadi pengurus Osis karena di akademik nilaiku cukup bagus. Neraka
organisasi lebih mengerikan rupanya, tapi dari sinilah ku mulai mengenal
seorang wanita. Wanita yang satu divisi dalam Osis, yang terkenal pendiam dan
judes. Pendiam dan judes itu bedanya tipis jadi agak rishi juga sebenarnya bersamanya
pada awalnya. Waktu berlalu seiring dengan berjalannya neraka dunia, tak tau
dari mana muncul perasaan tenang dan damai, ketika itu muncul awalnya aku ragu
punya perasaan suka padanya yang kubisa hanya menegaskan dulu perasaan dalam
benak ini. Tak sampai dua bulan aku pun berpacaran dengannya “tanpa sengaja”, Tina
namanya Cinta Pertama di SMA hari itu 19 Oktober 2009. Selama berpacaran
dengannya aku masih tidak bisa mengontrol emosi, tapi sebisa mungkin untuk
tidak menyakiti perasaannya. Selama hampir satu tahun berpacaran banyak sekali
yang kualami dengannya, setidaknya teman- teman ku bertambah seiring dengan
hubungan kami dan hari hariku lebih berwarna selama tahun kedua di sekolah. Tak
semua hubungan berjalan baik, pasti banyak halangan dan rintangan namun dapat
ku jalani dan bertahan bersamanya sampai setahun.
Tahun ketiga sangat rumit sekali,
eskul dan Osis semakin terasa berat rasanya karena banyak sekali adik kelas
yang orang tuanya protes disebabkan eskul dan persiapan menghadapi ujian
nasional. Tak adanya waktu untuknya membuatku mengambil keputusan untuk berpisah
dengan Tina, agar dia dapat berkonsentrasi dengan ujian nasional dari pada
memikirkanku yang sedang banyak masalah dan daripada aku menyakiti perasaannya
akibat beban pikiran yang kualami. Aku sendiri tak menyagka putus itu membawa
sebuah kebaikan dan keburukan diantara kami. Sebulan berlalu kami putus, dalam
suatu perjalanan aku bertemu kembali dengan Rizka. Tak disangka dia menyatakan
perasaannya, tak kukira aku bingung harus bagaimana akhirnya aku menerimanya.
Masalah datang lagi kepadaku Tina sangat marah ketika dia tahu aku berhubungan
dengan orang lain, itu konsekuensi atas keputusanku. Ternyata Rizka dan aku
tidak saling cocok hubungan penuh dengan perbedaan pendapat, hanya seminggu
lamanya dan karena banyak sekali alasan akhirnya kami berpisah. Mulailah
keterpurukan melanda diriku saat aku ingin berpaling kembali kepada Tina,
ternyata dia sedang dekat dengan pria lain teman dekatku sendiri aku bingung
harus berbuat apa. Emosiku semakin tak terkontrol untunglah ada Jaja, Alan dan
Diyana mereka selalu ada sebagai penghibur hati yang penuh emosi ini. Yang ada
hanyalah penyesalan, namun datang lagi wanita yang mendekatiku Uun. Akupun
berpacaran dengannya meskipun aku menyesal karena hubungan ku dengannya adalah
masa kelam dalam hidupku dan banyak sekali kesalahan yang kulakukan padanya.
Maaf saja tak cukup, karena perkataan ku padanya tidak indah dan sering
merendahkannya. Tak ada keinginan kuat untuk serius dengan Uun, apa daya tak
enak mencintai seseorang yang memang tak sesuai keinginan hati. Uun lebih
sering kuanggap sebagai teman dalam mengobrol. Prasangka buruk terhadap Tina
yang dekat dengan orang lain menjadi penyakit hati yang membutakan hati dari
kenyataan yang sebenarnya. Ketika sekolah akan berakhir dan aku akan lulus dari
SMA barulah aku ketahui kebenaran yang pahit dan menyesakkan hati. Tina
ternyata masih suka dan cinta padaku, perasaannya padaku tak pernah berubah
sejak kami putus, kedekatannya dengan teman dekatku hanyalah hubungan teman
biasa. Aku hanya bisa kesal dan diam seribu bahasa. Kenapa harus Berliku
seperti ini kisah cinta ini, tak kusangka perasaannya masih sama. Kenapa aku harus
buta karena cemburu, kenapa dia harus diam seribu bahasa selama ini, kenapa aku
tidak peka terhadapnya. Penyesalan yang menyesakkan di dalam hati.
Dari waktu tiga tahun itu, aku
mengerti apa itu arti kalimat “Jangan mematahkan tulang rusuk kita, dan jangan
pula pikiran kita bengkok karena tulang rusuk kita.” Hidup ini penuh rahasia
jangan pernah berhenti mencintai Tulang Rusuk kita selama kita mencintainya
karena dia pun tidak akan pernah berhenti mencintai kita. Dan jangan pernah
mengikuti keinginan yang belum baik dari Tulang Rusuk yang malah membelokkan
pikiran kita. Apabila bengkok pikiran menjadi terbelenggu akan kebenaran yang
sesungguhnya. Yang ada hanyalah penyesalan dan kebodohan semata, tetapi semua
itu sudah menjadi memori yang berharga di pikiran ini dan menjadi guru yang
baik dalam hidup ini.